Administrasi taman nasional Amerika Serikat telah mengumumkan perubahan kontroversial dalam daftar hari-hari bebas biaya masuk ke taman nasional. Dalam keputusan yang menuai kritik luas, National Park Service (NPS) menambahkan tanggal 14 Juni sebagai hari bebas biaya untuk memperingati ulang tahun Presiden Donald Trump, sambil menghapus Hari Martin Luther King Jr. dan Juneteenth dari kalender yang sama.
Keputusan ini menimbulkan gelombang protes dari berbagai kelompok masyarakat sipil, sejarawan, dan aktivis hak-hak sipil yang menganggap langkah tersebut sebagai upaya sistematis untuk menghapus peringatan terhadap tokoh-tokoh bersejarah Afrika Amerika dan pencapaian penting dalam perjuangan hak sipil.
Program hari bebas biaya taman nasional telah menjadi tradisi penting sejak tahun 2008, dirancang untuk memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat Amerika terhadap warisan alam dan budaya negara. Menurut data National Park Service, program ini telah menarik lebih dari 330 juta pengunjung tahunan ke 423 situs yang dikelola, dengan kontribusi ekonomi mencapai $45 miliar per tahun kepada perekonomian lokal.
Sebelumnya, daftar hari bebas biaya mencakup peringatan bersejarah seperti Hari Martin Luther King Jr. (16 Januari), Juneteenth (19 Juni), dan berbagai hari libur federal lainnya. Data menunjukkan bahwa pada Hari MLK 2023, taman nasional mencatat peningkatan kunjungan hingga 40% dibandingkan hari biasa, menunjukkan antusiasme publik terhadap program tersebut.
Penghapusan Hari Martin Luther King Jr. dari daftar hari bebas biaya memiliki signifikansi simbolis yang mendalam. Dr. King, sebagai tokoh sentral gerakan hak sipil Amerika, telah diakui secara federal sejak pengesahan Martin Luther King Jr. Day sebagai hari libur federal pada tahun 1983. Keputusan ini dianggap sebagai kemunduran dalam pengakuan terhadap kontribusi komunitas Afrika Amerika.
Juneteenth, yang baru saja ditetapkan sebagai hari libur federal pada tahun 2021, memperingati berakhirnya perbudakan di Amerika Serikat pada 19 Juni 1865. Penghapusan peringatan ini dari kalender taman nasional dinilai sebagai pengabaian terhadap momen bersejarah yang fundamental dalam pembentukan identitas Amerika modern.
National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) telah mengeluarkan pernyataan keras yang mengutuk keputusan ini sebagai 'serangan terhadap warisan dan memori kolektif bangsa'. Organisasi tersebut menekankan bahwa tindakan ini tidak hanya merugikan komunitas Afrika Amerika, tetapi juga mengurangi kesempatan pendidikan bagi seluruh masyarakat Amerika.
Southern Poverty Law Center juga menyuarakan keprihatinan, dengan menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari pola yang lebih luas untuk menghapus narasi sejarah yang tidak nyaman. Mereka mengingatkan bahwa taman nasional memiliki peran penting sebagai ruang publik untuk refleksi dan pembelajaran sejarah.
Dari perspektif ekonomi, perubahan ini dapat berdampak signifikan pada pola kunjungan taman nasional. Studi menunjukkan bahwa hari-hari bebas biaya yang dikaitkan dengan perayaan budaya tertentu cenderung menarik demografis pengunjung yang lebih beragam, dengan kontribusi ekonomi lokal yang mencapai $2.8 miliar selama periode hari bebas biaya tahun lalu.
Komunitas lokal di sekitar taman nasional, terutama bisnis kecil yang bergantung pada pariwisata, khawatir akan penurunan kunjungan dari komunitas yang sebelumnya memanfaatkan hari-hari khusus tersebut. Data menunjukkan bahwa 76% pengunjung taman nasional pada Hari MLK adalah keluarga dengan pendapatan menengah ke bawah, yang sangat bergantung pada program bebas biaya untuk akses rekreasi.
Beberapa anggota Kongres dari Partai Demokrat telah mengajukan proposal legislasi untuk memandatkan inklusi Hari MLK dan Juneteenth dalam kalender permanen hari bebas biaya. Senator Cory Booker dari New Jersey menyatakan bahwa tindakan ini 'bertentangan dengan nilai-nilai inklusi dan keadilan yang menjadi fondasi Amerika'.
Sementara itu, pendukung kebijakan ini berargumen bahwa penambahan hari ulang tahun presiden mencerminkan penghormatan terhadap institusi kepresidenan, meskipun kritikus menunjukkan bahwa tradisi ini tidak pernah diterapkan untuk presiden sebelumnya selama masa jabatan mereka.
Dalam konteks sejarah, National Park Service telah mempertahankan netralitas politik dalam penentuan hari-hari bebas biaya, dengan fokus pada peringatan yang memiliki signifikansi nasional yang luas. Sejak didirikan pada tahun 1916, NPS telah beroperasi berdasarkan misi untuk 'melestarikan dan melindungi sumber daya alam dan budaya untuk generasi mendatang'.
Keputusan saat ini menandai departure yang signifikan dari tradisi tersebut, dengan memasukkan elemen politik personal yang tidak memiliki preseden dalam sejarah layanan taman nasional. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang independensi institusional dan potensi politisasi layanan publik.
Perubahan kebijakan hari bebas biaya taman nasional ini mencerminkan tensions yang lebih luas dalam masyarakat Amerika mengenai memori kolektif, representasi sejarah, dan akses terhadap ruang publik. Dengan lebih dari 85% responden dalam polling terbaru menyatakan ketidaksetujuan terhadap penghapusan Hari MLK, tekanan publik kemungkinan akan terus meningkat.
Ke depannya, resolusi terhadap kontroversi ini akan memerlukan dialog nasional yang konstruktif tentang bagaimana Amerika memperingati sejarahnya dan memastikan akses yang adil terhadap warisan alamnya. Keputusan ini tidak hanya tentang biaya masuk taman nasional, tetapi tentang nilai-nilai fundamental dan identitas nasional Amerika di era kontemporer.