Benin, Afrika Barat - Dalam perkembangan yang mengejutkan, sekelompok tentara di Republik Benin mengumumkan kudeta militer yang menggulingkan pemerintahan sipil negara tersebut. Pengumuman ini menambah daftar panjang ketidakstabilan politik yang melanda kawasan Afrika Barat dalam beberapa tahun terakhir, menimbulkan keprihatinan internasional tentang masa depan demokrasi di wilayah ini.
Image Illustration. Photo by Mayeur Pascal on Unsplash
Kudeta ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan politik dan ekonomi di Benin, sebuah negara dengan populasi sekitar 13 juta jiwa yang telah berjuang mempertahankan stabilitas demokrasi sejak transisi dari pemerintahan militer pada tahun 1990-an.
Menurut laporan yang beredar, para perwira militer mengumumkan pembubaran pemerintah sipil melalui siaran televisi nasional pada dini hari. Mereka mengklaim bahwa tindakan ini diperlukan untuk "menyelamatkan negara dari krisis politik dan ekonomi yang berkepanjangan."
Image Illustration. Photo by Muhammad-Taha Ibrahim on Unsplash
Kudeta ini mengingatkan pada serangkaian pengambilalihan militer yang telah mengguncang kawasan Sahel dan Afrika Barat, termasuk di Mali (2020 dan 2021), Guinea (2021), Burkina Faso (2022), dan Niger (2023).
Benin telah mengalami berbagai tantangan struktural yang mungkin berkontribusi terhadap ketidakstabilan saat ini. Negara ini memiliki tingkat kemiskinan sekitar 38,5% dan bergantung heavily pada ekspor kapas serta perdagangan re-ekspor dengan Nigeria.
Ekonomi Benin juga menghadapi tekanan dari inflasi global dan dampak pandemi COVID-19. PDB per kapita negara ini sekitar $1.291 USD, menempatkannya di antara negara-negara berpendapatan rendah menengah di Afrika.
Uni Afrika dan ECOWAS (Economic Community of West African States) diperkirakan akan segera mengadakan pertemuan darurat untuk merespons situasi di Benin. Organisasi-organisasi ini telah secara konsisten mengutuk kudeta militer dan menerapkan sanksi terhadap negara-negara yang mengalami pengambilalihan kekuasaan secara inkonstitusional.
Perserikatan Bangsa-Bangsa, melalui Dewan Keamanan, juga diharapkan akan mengeluarkan pernyataan mengutuk tindakan ini dan menyerukan pemulihan tatanan konstitusional.
Kudeta di Benin menambah kekhawatiran tentang "sabuk kudeta" yang berkembang di Afrika Barat. Dalam tiga tahun terakhir, kawasan ini telah menyaksikan enam kudeta berhasil, menandai mundurnya signifikan dalam proses demokratisasi yang telah berlangsung sejak tahun 1990-an.
Ketidakstabilan ini berpotensi mempengaruhi upaya internasional dalam memerangi terorisme di kawasan Sahel, di mana kelompok-kelompok seperti Jemaah Nusrat al-Islam wal-Muslimin (JNIM) dan afiliasi ISIS lokal tetap aktif.
Kudeta militer umumnya berdampak negatif terhadap investasi asing dan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data historis, negara-negara yang mengalami kudeta menghadami penurunan PDB rata-rata 1-2% dalam tahun pertama setelah pengambilalihan kekuasaan.
Situasi ini juga dapat memperburuk kondisi kemanusiaan, terutama bagi populasi rentan yang sudah menghadapi tantangan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan air bersih.
Pengalaman kudeta-kudeta sebelumnya di Afrika Barat menunjukkan bahwa jalan menuju pemulihan demokrasi bisa panjang dan berliku. Guinea, misalnya, masih berada di bawah pemerintahan militer lebih dari dua tahun setelah kudeta 2021.
Komunitas internasional, termasuk Uni Eropa dan Amerika Serikat, diharapkan akan memainkan peran penting dalam menekan pemerintahan militer untuk segera kembali ke tatanan sipil dan demokratis.
Kudeta di Benin menandai momen kritis bagi demokrasi Afrika Barat. Respons regional dan internasional dalam minggu-minggu mendatang akan menentukan apakah tren negative ini dapat dihentikan atau akan terus menyebar ke negara-negara lain di kawasan. Sementara itu, rakyat Benin menghadapi ketidakpastian politik dan ekonomi yang dapat berdampak jangka panjang terhadap pembangunan dan kesejahteraan mereka.
You've reached the juicy part of the story.
Sign in with Google to unlock the rest — it takes 2 seconds, and we promise no spoilers in your inbox.
Free forever. No credit card. Just great reading.