Lebih Banyak Foto dari Estate Jeffrey Epstein Dirilis Demokrat, Picu Tekanan Baru untuk Transparansi
Demokrat di Komite Oversight (Pengawasan) DPR Amerika Serikat merilis lebih dari 70 foto tambahan dari estate mendiang finansier Jeffrey Epstein pada 12 Desember 2025, menambah serangkaian 19 foto yang lebih dulu dipublikasikan sehari sebelumnya. Foto-foto ini diambil dari sekitar 95.000 gambar yang baru-baru ini diserahkan oleh pengelola estate Epstein kepada komite, dan menampilkan sejumlah tokoh terkenal mulai dari Donald Trump hingga Bill Clinton, Bill Gates, Richard Branson, Steve Bannon, Woody Allen dan lainnya. Meski tak ada gambar yang secara langsung menunjukkan tindak kriminal, rilis ini kembali menyorot jaringan pergaulan Epstein dan memicu kembali perdebatan politik soal transparansi dan akuntabilitas di tingkat tertinggi kekuasaan.
Apa yang Ada dalam Rilis Foto Terbaru?
Rilis terbaru mencakup lebih dari 70 foto tambahan yang diunggah oleh akun resmi Demokrat di Komite Oversight, menyusul paket awal 19 foto yang pertama kali memicu perhatian publik. Dalam dua gelombang rilis itu, Demokrat menyebut mereka baru memeriksa sekitar 25.000 dari total 95.000 foto yang diterima, dan berjanji akan merilis lebih banyak gambar “dalam hari dan pekan ke depan” setelah proses redaksi untuk melindungi para penyintas kekerasan seksual selesai dilakukan. Sejumlah wajah perempuan dalam foto-foto tersebut sengaja ditutupi bar hitam demi alasan privasi.
Foto-foto itu memperlihatkan Epstein dalam berbagai konteks: pesta sosial, perjalanan dengan jet pribadi, serta interior properti mewahnya, termasuk barang-barang yang digambarkan sebagai alat BDSM, tali dan buku panduan bondage Jepang (“shibari”), hingga kondom bertema Trump yang dijual sebagai barang parodi. Satu foto yang banyak diberitakan memperlihatkan Epstein berendam di bak mandi penuh busa, yang oleh sejumlah media disebut “mengganggu” karena konteks reputasi pelaku kejahatan seksual tersebut.
Tokoh-Tokoh Besar yang Muncul di Foto
Meskipun munculnya seseorang dalam foto bersama Epstein tidak otomatis menandakan keterlibatan kriminal, daftar nama yang terlihat dalam arsip visual ini kembali menegaskan luasnya lingkar pergaulan sang finansier.
Bill Gates dan Andrew Mountbatten-Windsor (mantan Pangeran Andrew) – muncul dalam foto di sebuah KTT malaria di London 2018; versi foto dalam arsip Epstein tampak merupakan potongan dari gambar yang sebelumnya sudah tersedia di agensi foto berita.
Richard Branson, Woody Allen, Larry Summers, Alan Dershowitz – mereka juga terlihat dalam berbagai foto, sebagian besar di acara publik atau situasi informal. Beberapa gambar tersebut telah lama beredar di media sebelum kini dikonfirmasi sebagai bagian dari arsip estate Epstein.
Sebagian besar tokoh tersebut telah menyangkal melakukan pelanggaran apa pun dan menyatakan hubungan mereka dengan Epstein sebatas interaksi sosial atau profesional. Meski begitu, foto-foto ini menambah lapisan baru pada upaya publik untuk memahami seberapa luas pengaruh Epstein sebelum ia ditemukan tewas di sel tahanan federal New York pada Agustus 2019 karena bunuh diri setelah didakwa perdagangan seks anak.
Pertarungan Politik: Transparansi vs Tuduhan “Serangan Politis”
Demokrat berkeras bahwa rilis foto-foto ini merupakan langkah menuju keadilan dan transparansi bagi para korban Epstein. Robert Garcia, anggota Demokrat teratas di Komite Oversight, menyebut gambar-gambar itu sebagai bukti betapa “elit dan kuatnya lingkaran Epstein”, dan menuduh Gedung Putih melakukan “tutup mulut” atas dokumen-dokumen yang lebih lengkap. Ia menegaskan bahwa departemen kehakiman harus merilis seluruh berkas terkait Epstein “sekarang juga”.
Namun Partai Republik, yang memegang kendali pimpinan Komite Oversight, menuduh Demokrat sekadar “mengejar judul berita dengan merilis segelintir foto yang disensor dan dipilih secara cherry-picking” untuk menyerang Trump. Juru bicara Gedung Putih menyebut rilis foto sebagai upaya membangun “narasi palsu” dan menegaskan bahwa tidak ada bukti dalam dokumen-dokumen yang sejauh ini diterima komite yang menunjukkan kesalahan hukum di pihak Trump.
Tekanan Hukum: Undang-Undang “Epstein Files Transparency Act”
Rilis foto ini terjadi di tengah tenggat hukum yang semakin dekat bagi Departemen Kehakiman Amerika Serikat. Pada November 2025, Presiden Donald Trump menandatangani Epstein Files Transparency Act yang mewajibkan Departemen Kehakiman merilis seluruh berkas terkait Epstein dalam format yang dapat dicari publik paling lambat 19 Desember 2025.
Setiap redaksi informasi harus disertai justifikasi tertulis yang dipublikasikan di Federal Register dan diserahkan kepada Kongres. Anggota DPR dari Partai Demokrat Ro Khanna, salah satu penggagas undang-undang itu, mengatakan ia akan “mengawasi dengan ketat” setiap upaya menunda atau mengurangi keterbukaan yang diamanatkan hukum.
Dimensi Korban: Skala Kasus Epstein dan Tuntutan Keadilan
Skandal Jeffrey Epstein telah menjadi salah satu kasus perdagangan seks paling menonjol dalam sejarah modern Amerika. Pada 2008, Epstein sebelumnya sempat lolos dengan perjanjian pembelaan kontroversial di Florida setelah dituduh mengeksploitasi puluhan gadis di bawah umur; ia mengaku bersalah atas dua dakwaan prostitusi terkait anak di bawah umur dan menerima vonis 18 bulan penjara, dengan sebagian besar dijalani dalam rezim “pekerjaan keluar penjara” yang sangat longgar. Investigasi lanjutan yang dilakukan jaksa federal New York pada 2019 mengungkap pola perekrutan dan eksploitasi seksual terhadap puluhan gadis, beberapa berusia hanya 14 tahun, dalam kurun setidaknya 2002–2005.
Secara global, PBB memperkirakan sekitar 27,6 juta orang menjadi korban kerja paksa dan perdagangan manusia pada 2021, dengan hampir 6,3 juta di antaranya terkait eksploitasi seksual komersial. Di Amerika Serikat sendiri, National Human Trafficking Hotline menerima lebih dari 51.000 laporan dugaan perdagangan manusia pada 2021; sekitar 64 persen di antaranya terkait eksploitasi seksual. Angka-angka ini memperlihatkan bahwa kasus Epstein hanyalah puncak gunung es dari masalah sistemik yang jauh lebih luas.
Apa Makna Rilis Foto bagi Publik?
Secara hukum, para pakar menekankan bahwa foto-foto dari estate Epstein, tanpa konteks tambahan seperti keterangan waktu, tempat, dan hubungan spesifik, kemungkinan kecil dapat berdiri sendiri sebagai bukti pidana terhadap individu yang muncul di dalamnya. Namun secara politik dan sosial, dampaknya jauh lebih luas.
Pertama, rilis ini menegaskan kembali bagaimana seorang pelaku kekerasan seksual dapat membangun jejaring dengan tokoh-tokoh berkuasa di dunia politik, bisnis, dan budaya populer. Beberapa pengamat menyebutnya sebagai contoh ekstrem tentang “kekebalan informal” yang dinikmati kalangan elit, di mana pelanggaran berat dapat berlarut-larut tanpa konsekuensi berarti selama bertahun-tahun.
Kedua, transparansi visual dari foto-foto ini—betapapun tidak lengkap—memberi korban dan publik gambaran lebih jelas tentang skala sosial jaringan Epstein, sekaligus meningkatkan tekanan agar lembaga penegak hukum dan lembaga pemerintah lain mengungkapkan sepenuhnya apa yang mereka ketahui tentang kasus ini. Para penyintas eksploitasi seksual secara konsisten menekankan pentingnya pengakuan publik dan dokumentasi resmi sebagai bagian dari pemulihan dan pencegahan kekerasan di masa depan.
Kesimpulan: Antara Keadilan, Privasi, dan Politik
Rilis lebih banyak foto dari estate Jeffrey Epstein oleh Demokrat di Komite Oversight DPR AS menambah babak baru dalam kisah panjang yang menggabungkan kejahatan seksual, kekuasaan, dan politik tingkat tinggi. Di satu sisi, langkah ini dilihat sebagai upaya mendorong transparansi dan akuntabilitas, sejalan dengan mandat hukum baru yang menuntut pembukaan penuh berkas-berkas Epstein. Di sisi lain, Partai Republik dan sekutunya memandangnya sebagai manuver politis yang sengaja menargetkan Donald Trump menjelang siklus politik yang kian memanas.
Dengan tenggat 19 Desember 2025 bagi Departemen Kehakiman untuk mematuhi Epstein Files Transparency Act dan janji Demokrat untuk terus merilis foto-foto tambahan, ketegangan politik di Washington kemungkinan akan meningkat dalam beberapa minggu mendatang. Bagi para korban dan publik, pertanyaan utamanya tetap sama: sejauh mana negara bersedia mengungkap kebenaran penuh tentang bagaimana seorang predator seksual seperti Epstein dapat beroperasi begitu lama, begitu dekat dengan kekuasaan, tanpa tersentuh?
You've reached the juicy part of the story.
Sign in with Google to unlock the rest — it takes 2 seconds, and we promise no spoilers in your inbox.
Free forever. No credit card. Just great reading.