Apple resmi merilis versi beta pertama iOS 26.3 untuk pengembang pada 15 Desember 2025, hanya beberapa hari setelah iOS 26.2 dilepas ke publik. Pembaruan ini menjadi iterasi penting dari iOS 26 yang pertama kali dirilis ke pengguna pada September 2025, dan kini memasuki fase penyempurnaan menjelang awal 2026. Meski bukan rilis besar seperti iOS 26.0, iOS 26.3 membawa sejumlah perubahan strategis: mempermudah pindah dari iPhone ke Android, menyesuaikan diri dengan regulasi Uni Eropa, sekaligus menghadirkan pembaruan kecil pada pengalaman visual dan notifikasi.
Image Illustration. Photo by Aditya Patil on Unsplash
iOS 26.3 beta 1 hadir hanya beberapa hari setelah iOS 26.2 dirilis ke publik untuk iPhone 11 dan lebih baru serta iPhone SE generasi kedua. Pola ini konsisten dengan strategi Apple beberapa tahun terakhir: merilis pembaruan mayor di September, lalu diikuti rangkaian update minor yang berfokus pada stabilitas, penyesuaian regulasi, dan fitur tambahan yang belum matang saat peluncuran utama. Dalam dokumentasi beta, Apple mengindikasikan bahwa pengujian iOS 26.3 berlangsung sepanjang periode liburan, sehingga fokusnya cenderung pada perbaikan bug dan peningkatan performa ketimbang fitur revolusioner.
Pengembang yang terdaftar dapat mengunduh iOS 26.3 beta langsung melalui menu Settings > General > Software Update, dengan syarat mengaktifkan opsi pembaruan beta dan menggunakan akun pengembang Apple. Model distribusi ini mengikuti pola rilis iOS 26 sebelumnya, yang sejak Juni hingga September 2025 melewati beberapa gelombang beta publik dan pengembang.
Salah satu perubahan paling signifikan di iOS 26.3 adalah hadirnya alat baru yang mempermudah pengguna iPhone pindah ke ponsel Android. Fitur ini memungkinkan pengguna menempatkan iPhone di dekat perangkat Android untuk memulai proses transfer data secara langsung, tanpa perlu mengunduh aplikasi tambahan. Pengguna dapat memindahkan foto, pesan, catatan, aplikasi, kata sandi, hingga nomor telepon, selama kedua perangkat terhubung ke Wi-Fi dan Bluetooth aktif.
Beberapa jenis data tetap dibatasi, seperti data kesehatan, perangkat yang terhubung lewat Bluetooth, dan konten yang dilindungi seperti catatan terkunci. Namun, pada level pengalaman pengguna, Apple secara eksplisit meruntuhkan sebagian “tembok” ekosistemnya sendiri. Menariknya, Google sudah lebih dulu menawarkan alat pindah dari Android ke iPhone, sehingga iOS 26.3 pada dasarnya melengkapi proses dua arah antara kedua platform. Secara global, Android masih menguasai sekitar 70% pangsa pasar sistem operasi mobile, sementara iOS berada di kisaran 28–30%, sehingga mempermudah perpindahan lintas platform berpotensi berdampak pada dinamika persaingan jangka panjang.
iOS 26.3 juga memperkenalkan pengaturan baru bernama “Notification Forwarding” yang memungkinkan notifikasi iPhone diteruskan ke perangkat wearable pihak ketiga, seperti jam tangan pintar berbasis Android. Fitur ini muncul di bagian pengaturan notifikasi dan dirancang agar iPhone hanya meneruskan notifikasi ke satu perangkat pada satu waktu—artinya, ketika notifikasi diteruskan ke wearable pihak ketiga, Apple Watch tidak akan menerima notifikasi yang sama.
Langkah ini bukan sekadar keputusan desain produk, melainkan bagian dari respons Apple terhadap tekanan regulasi, khususnya Digital Markets Act (DMA) Uni Eropa yang mewajibkan perusahaan “gatekeeper” membuka interoperabilitas dengan layanan dan perangkat pesaing. Komisi Eropa sebelumnya menyoroti keterikatan antara iPhone dan Apple Watch sebagai salah satu contoh integrasi erat yang berpotensi mengunci pengguna di satu ekosistem, dan fitur penerusan notifikasi ini tampaknya dirancang sebagai jawaban langsung terhadap kekhawatiran tersebut.
Di luar regulasi dan interoperabilitas, iOS 26.3 juga membawa sentuhan baru pada sisi estetika. Apple menambahkan kategori khusus "Weather" di galeri wallpaper iPhone, terpisah dari kategori gabungan "Weather & Astronomy" sebelumnya. Terdapat tiga desain layar kunci cuaca siap pakai dengan kombinasi font jam dan widget yang berbeda, membantu pengguna memahami bagaimana informasi cuaca dapat ditampilkan secara dinamis di Lock Screen.
Fokus Apple pada personalisasi layar kunci sejalan dengan tren yang dimulai sejak iOS 16 dan berlanjut hingga iOS 26, termasuk desain baru bertema “Liquid Glass” yang menonjolkan transparansi dan efek cahaya di seluruh antarmuka. Dengan ratusan juta pengguna iPhone aktif di seluruh dunia—diperkirakan lebih dari 1,4 miliar perangkat aktif menurut data Apple—setiap perubahan kecil pada tampilan layar kunci memiliki dampak besar pada cara orang berinteraksi dengan ponsel mereka sehari-hari.
Rilis iOS 26.3 beta tidak berdiri sendiri. Dalam waktu hampir bersamaan, Apple juga merilis beta pertama untuk iPadOS 26.3 dan macOS 26.3 bagi pengembang, serta watchOS 26.3, tvOS 26.3, dan visionOS 26.3. Langkah ini menunjukkan bahwa Apple mengelola seluruh lini sistem operasi utamanya dalam satu siklus pengembangan terpadu, dengan prioritas yang kurang lebih sama: stabilitas, kepatuhan regulasi, dan peningkatan pengalaman lintas perangkat. Bagi pengguna, ini berarti fitur tertentu—seperti perubahan pada notifikasi atau integrasi layanan—berpotensi muncul serentak di beberapa perangkat Apple sekaligus.
Meski fitur-fitur baru iOS 26.3 terlihat menarik—terutama bagi mereka yang mempertimbangkan pindah ke Android atau menggunakan jam tangan pintar non-Apple—versi beta tetap menyimpan risiko. Apple sendiri secara eksplisit menargetkan beta pengembang untuk kalangan teknis yang siap berhadapan dengan bug, masalah kompatibilitas aplikasi, hingga potensi kehilangan data.
Secara historis, Apple merilis versi final pembaruan “.3” sekitar satu hingga dua bulan setelah beta pertama, sehingga iOS 26.3 versi stabil kemungkinan akan meluncur ke publik sekitar akhir Januari atau awal Februari 2026, bila pola tahun-tahun sebelumnya kembali terulang. Bagi sebagian besar pengguna, menunggu rilis resmi yang lebih stabil tetap menjadi pilihan paling aman.
Secara permukaan, iOS 26.3 tampak sebagai pembaruan kecil: beberapa fitur baru, sedikit penyesuaian visual, dan serangkaian perbaikan bug yang belum dirinci. Namun bila ditelisik lebih jauh, update ini menandai momen penting dalam evolusi kebijakan Apple terhadap ekosistemnya sendiri.
Dengan menyediakan alat pindah ke Android yang lebih mudah dan membuka akses notifikasi untuk perangkat wearable pihak ketiga, Apple mengirim sinyal bahwa era keterkaitan eksklusif antar-perangkat mulai bergeser menuju interoperabilitas yang lebih luas—sebagian besar karena tekanan regulasi, tetapi juga sebagai cara mempertahankan kepercayaan konsumen di pasar yang semakin ketat diawasi.
Bagi pengguna iPhone, iOS 26.3 mungkin bukan update yang mengubah cara mereka menggunakan ponsel setiap hari, tetapi menjadi fondasi penting bagi lanskap mobile yang lebih terbuka, di mana keputusan untuk tetap menggunakan iPhone atau berpindah ke platform lain semakin ditentukan oleh preferensi, bukan lagi oleh keterikatan teknis.
You've reached the juicy part of the story.
Sign in with Google to unlock the rest — it takes 2 seconds, and we promise no spoilers in your inbox.
Free forever. No credit card. Just great reading.